Cimahi, PenulisPro.id | Karya tulis yang akan dipublikasikan tidak dapat terlepas dari pengeditan dan pengoreksian. Selain oleh penulisnya sendiri, pengeditan lazim dilakukan oleh editor di penerbit. Selanjutnya, halaman-halaman yang telah diedit, diset dengan komputer lalu didesain yang disebut cetak coba (galley proof), dikoreksi oleh korektor (proofreader).
Apa perbedaan antara pengeditan dan pengoreksian? Pengeditan dilakukan pada naskah mentah yang dikirimkan oleh penulis. Sejak berkembangnya teknologi komputer, terutama komputer destop, naskah tidak lagi disiapkan dengan mesin tik, tetapi dengan komputer lalu dicetak. Editor bekerja mengedit naskah yang sudah diset dengan komputer ini secara langsung di berkas naskah.
Korektor bekerja setelah berkas naskah editan diatak (ditata letak) oleh pengatak/desainer yang dulu disebut setter/layouter. Hasil pengatakan inilah yang disebut cetak coba yang kini dicetak dengan pencetak laser.
Anda mungkin pernah melihat seorang editor atau korektor memperbaiki naskah dengan membubuhkan beberapa simbol. Dahulu lazimnya pengeditan/pengoreksian dilakukan secara manual karena belum ada aplikasi pengeditan naskah langsung di komputer. Karena itu, dahulu penggunaan markah koreksi yang standar sering disosialisasikan, termasuk di dalam buku-buku tentang penulisan dan penyuntingan.
Markah koreksi di dunia atau simbol-simbol pengeditan/pengoreksian yang standar (correction marks/proofreading marks) diperkenalkan sejak berkembangnya industri penerbitan pada abad ke-20. Pembakuan markah koreksi, contohnya dilakukan oleh International Organization for Standardization (ISO) dengan menerbitkan ISO 5776: 1983. Kini versi terbaru markah koreksi ISO tersedia dengan nomor 5776: 2022. Selain ISO, terdapat juga markah koreksi standar versi British Standard Institution (BSI) dalam BS 5261. Versi terbaru adalah BS 5261-2:2005. Markah koreksi tersebut disediakan secara berbayar.
Tabel berikut ini memuat contoh markah koreksi berupa simbol di teks dan di margin. Secara lengkap tabel ini terdapat di dalam buku Menyunting dengan Markah: Seri Kesatu Buku “Kurang Pintar” karya Bambang Trim.

Gambar berikut menampilkan contoh penggunaan markah koreksi di dalam sebuah naskah.

Untuk pelatihan menggunakan markah koreksi, Anda dapat mengunduh berkas naskah berikut ini.
Pelatihan Menyunting dengan Markah
Naskah ini merupakan naskah yang sudah dipublikasikan sebagai opini di Detik.com. Penggunaan naskah yang ditampilkan apa adanya hanya sebagai bahan pelatihan.