Cimahi, PenulisPro.id | Menjelang tutup tahun 2022, Presiden Jokowi mengumumkan penghapusan PPKM, Indonesia telah masuk fase endemi. Hampir tiga tahun sudah kita mengalami pembatasan aktivitas sehingga ruang-ruang virtual menjadi penuh pagi, siang, dan malam.
Fajar 2023 merupakan refleksi mendalam tentang peristiwa-peristiwa sepanjang 2020 hingga 2022. Tentang banyak kehilangan, tentang banyak kesedihan, dan tentang banyak kesulitan. Tahun-tahun ini ditandai dengan isu kesehatan mental yang mengemuka menunjukkan rentannya kita sebagai manusia. Namun, harapan selalu ada, seperti juga harapan di dunia penulisan dan penerbitan.
Kita perlu melihat ulang perspektif diri sendiri, seperti pesan mendalam dalam buku Perspektif, karya seorang mitra Penprin, Naftalia Kusumawardhani. Beliau seorang psikolog klinis yang banyak menulis tentang psikologi populer. Perspektif pada diri sendiri ibarat ramalan yang dapat menjadi kenyataan. Karena itu, Naftalia mengingatkan berhati-hati dengan perspektif diri. Harapan dan persangkaan baik harus tetap dijaga meskipun kita menghadapi tahun-tahun berat sebelumnya.
Penulis Pro Indonesia (Penprin) juga dilahirkan pada tahun-tahun berat, terutama terkait bisnis dan pekerjaan. Perihal penulisan dan penerbitan menghadapi tantangan bukan hanya kemajuan teknologi, melainkan juga minat dan daya beli. Semakin banyak penulis dan buku lahir, tetapi semakin banyak tidak direspons dan dibaca. Benarkah demikian?
Perpektif kami menulis dan menerbitkan tetap menjadi kebutuhan manusia sampai kapan pun. Perspektif kami buku tetap menjadi sahabat manusia dalam duka dan suka. Karena itu, buku akan tetap ada, kecuali manusia sudah tidak berbudaya.
Dukungan mitra-mitra kami yang sekarang kami sebut Penpriners sangatlah berarti. Menyambut fajar 2023, kami optimistis dapat membangun kemajuan bersama, bukan hanya kemajuan Penprin. Dari Cimahi kami mengucapkan Wilujeng Sumping (Selamat Datang) 2023. Salam hangat untuk Penpriners!