Beginilah Menyusun Premis, Logline, dan Sinopsis untuk Novel

Cimahi, PenulisPro.id | Pusat Perbukuan (Pusbuk) baru saja membuka kesempatan mengikuti “Workshop Penulisan Model Buku Nonteks Jenjang D dan E” bertema “Cipta Kreasi Buku Bermutu yang Asyik dan Menarik”.  Karena ada keterbatasan, workshop atau lokakarya ini hanya dapat diikuti oleh peserta terpilih berdasarkan konsep naskah yang dikirimkan.

Ada tiga jenis naskah yang harus disiapkan calon peserta, yaitu komik, novel, dan nonfiksi. Peserta dapat memilih dan membuat konsep untuk pembaca sasaran jenjang D dan E.

Tentang pembaca sasaran berjenjang ini dapat Anda akses melalui Pedoman Perjenjangan Buku yang dikeluarkan oleh Pusat Perbukuan. Lebih mudahnya pembaca jenjang D itu menyasar siswa SMP dan pembaca jenjang E menyasar siswa SMA. Program pembuatan model buku berjenjang ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya. Tentu karena ini merupakan program dari Pusat Perbukuan, naskah buku nonteks yang diajukan harus bermuatan pendidikan.

Jika konsep Anda dinyatakan lolos, Anda berhak mengikuti workshop langka ini. Workshop akan diisi oleh para pakar/praktisi dalam bidang penulisan. Dari hasil workshop maka peserta akan diprogram menyusun naskah utuh seperti yang diminta.

Tentu jika terpilih, Anda bakal menang banyak. Menang karena dapat materi dari para pakar/praktisi. Menang karena dapat tinggal di hotel beberapa hari. Menang karena dapat menambah silaturahmi antarpenulis. Menang karena bakal dapat honor. Lalu, menang pula karena buku Anda akan diterbitkan oleh Pusat Perbukuan serta disebarkan secara nasional.

Satu lagi, bagi para pemburu sertifikat, Anda akan dapat sertifikat pelatihan dan sertifikat sebagai penulis Pusat Perbukuan. Namun, jalan kita masih panjang ….

SIBI/Pusat Perbukuan

Konsep naskah yang Anda siapkan dan kirimkan tentu bukan sebuah naskah utuh. Artikel ini akan membahas konsep naskah novel yang mengharuskan peserta menyampaikannya dalam bentuk premis dan sinopsis. Sebenarnya ada satu unsur lagi yang dapat disusun, yakni logline atau garis besar cerita.

Bagi yang sudah terbiasa berproses kreatif membuat karya fiksi, tentu istilah premis, logline, dan sinopsis sudah tidak asing lagi. Bagi yang belum paham betul, secara praktis dapat dipelajari melalui artikel ini.

Berapa halaman kira-kira? Anda dapat menyampaikan konsep ringkas dalam 2–5 halaman.  Pembagiannya 1/2 halaman untuk premis, 1 1/2 halaman untuk logline, dan 3 halaman untuk sinopsis. Kira-kira begitulah. Namun, tidak ada larangan juga Anda buat hanya 1 halaman atau berbelas, bahkan berpuluh halaman.

Terlalu ringkas tentu tak jelas, terlalu panjang tentu membuat malas.

SIBI/Pusat Perbukuan

Ada yang bertanya tentang genre novel yang diminta. Tidak ada genre spesifik yang ditetapkan oleh panitia, hanya ada tema seperti tercantum. Jadi, kalau tema literasi finansial dibuat dengan genre misteri, tentu tidak masalah. Di dalam pengumumannya Pusbuk mewajibkan peserta menyerahkan konsep naskah dalam bentuk premis dan sinopsis. Namun, secara lengkap sebaiknya dibuat konsep dalam bentuk premis, logline, dan sinopsis.

Lalu, mana urutan yang benar? Premis-logline-sinopsis atau logline-premis-sinopsis? Soal ini bergantung pada Anda sebagai penulis karena tidak ada yang pasti dari sebuah proses kreatif. Boleh saja Anda menyusun sebuah gambaran besar cerita dulu (logline), baru membuat premis. Boleh juga kebalikannya. Tentu yang mudah tak perlu dibuat susyah.

Tentang Premis-Logline-Sinopsis

Sejatinya yang paling membingungkan itu adalah membedakan antara premis dan logline. Kalau kebiasaan kita mengacu pada KBBI, ditemukanlah makna ‘premis’ itu sebagai dasar pemikiran dan asumi. Di dalam karya fiksi, premis dianggap sebagai ide pokok sebuah cerita. Terus logline itu apa? Logline dapat disebut garis besar atau gambaran ringkas sebuah cerita.

Ada pertanyaan lanjutan. Mana dulu yang dibuat, premis atau logline? Jawabannya, terserah lo dah.

Ya, ada penulis yang lebih senang membuat logline dulu baru kemudian premis. Ada juga yang membuat premis dulu baru logline. Pendapat tentang perbedaan mendasar antara premis dan logline juga sering kali tak sama. Ada yang menyebut premis itu lebih detail daripada logline, tetapi sebaliknya ada yang berpendapat logline lebih  mendetail daripada premis.

Di pengumuman Pusat Perbukuan disebutkan Anda harus membuat konsep cerita dalam bentuk premis dan sinopsis. Mungkin arahnya premis itu lebih mendetail daripada logline. Namun, ada yang menyebut premis adalah portal bagi logline Anda sehingga asumsinya logline lebih khusus daripada premis yang umum.

Baiklah, untuk membersamai dan tidak memperbingungkan Anda, saya mengambil pendekatan premis lebih umum daripada logline meskipun di dalam premis sudah terdapat unsur instrinsik berupa tokoh, latar, dan konflik cerita.

Beginilah Premis

Anda tahu sebuah cerita selalu dimulai dari ide/gagasan. Ada yang menyebut ide adalah panglima. Maksudnya, ide itu sangat kuasa menggerakkan sepasukan cerita yang terdiri atas unsur instrinsik (tema, tokoh/penokohan, latar, alur, dan sudut pandang). Nah, premis itu sama dengan ide pokok dari sebuah cerita. Beberapa penulis menyimpan ide pokok ini di dalam kepalanya, beberapa yang lain menuliskannya sebagai buram (oret-oret).

Ada pepatah menarik, nih, gaes: Ide yang buruk di tangan penulis yang bagus, tetap terlihat buruk. Ide yang bagus, di tangan penulis yang buruk, tetap terlihat bagus. Jadi, yang harus Anda risaukan adalah ide Anda, bukan bagaimana teknik menulis premis. Namun, yang paling dicari tentu saja ide bagus dan penulisnya juga bagus.

Ada yang berpendapat bahwa premis cukup berwujud dalam satu kalimat dan ada pula yang menyatakan dalam satu paragraf. Secara praktis Anda dapat menggunakan formula seperti ini:

karakter utama/tokoh utama + situasi awal (konflik) + tujuan 

Perhatikan bahwa premis akan memuat sekilas unsur instrinsik, setidaknya tokoh utama dan konflik yang dihadapinya muncul.

Contoh Sebuah Premis:

Seorang remaja, anak tunggal dari sebuah keluarga, menghadapi kenyataan ibunya meninggal karena wabah COVID-19 sehingga kejadian itu membuat bisnis katering yang dijalani ibunya terancam bangkrut.  Remaja itu mengambil alih pengelolaan bisnis katering ibunya sambil melanjutkan sekolahnya di sebuah SMK Tata Boga. Persaingan bisnis yang tidak sehat dan penipuan  membuatnya disalahkan oleh ayahnya lalu ia menjadi frustrasi. Di tengah keputusasaannya, remaja itu bertemu sahabat lamanya ketika di SD. Lewat sahabatnya itu, ia mencoba bangkit sebagai pengusaha bisnis kuliner dan kembali menemukan renjananya di dunia kuliner. 

Unsur tema terlihat bahwa cerita menggunakan tema literasi finansial yang mengangkat cerita realistis (keseharian) seorang remaja yang dihadapkan pada keadaan ekonomi keluarga. Cerita menghadirkan tokoh utama seorang remaja yang menghadapi kenyataan hidup sehingga ia mulai mengalami konflik ketika ibunya meninggal dunia.

Sebagai sebuah kerangka dasar cerita, premis sudah cukup menyuratkan dan menyiratkan apa yang hendak kita buat. Cerita mengambil latar peristiwa COVID-19 sehingga kemungkinan terjadi pada tahun 2020 dan 2021–konteks kekinian. Cerita juga mengangkat konflik ekonomi yang dihadapi tokoh utama. Namun, membaca sebuah premis sering kali tidak terlalu memuaskan bagi editor/penerbit yang mencari naskah potensial, termasuk juga tim penilai dari Pusat Perbukuan.

Beginilah Garis Besar Cerita (Logline)

Setelah premis maka dapat disusun sebuah garis besar cerita secara ringkas. Jadi, logline merupakan pengembangan dari premis. Secara mudah premis itu adalah ide awal yang kita kunci agar dapat dikembangkan menjadi sebuah cerita utuh. Jika Anda ingin ide itu “dijual” ke penerbit, Anda harus membuatnya dalam bentuk logline. Ibaratnya sekali membaca logline, penerbit langsung terpikat untuk meminta Anda menyelesaikan sebuah naskah fiksi.

Secara praktis Anda dapat menggunakan formula logline seperti ini:

karakter utama/tokoh utama + OMA + konsekuensi 

Contoh Sebuah Logline:

Setelah ibunya meninggal karena COVID-19 jenis Delta, Robi anak tunggal dari keluarga pengusaha UMKM, harus menghadapi kenyataan usaha katering ibunya di ambang masalah. Ada seratusan pelanggan yang harus dilayani. Robi yang duduk di kelas XII SMK Tata Boga telah menguasai beberapa resep masakan rahasia dari ibunya. Ia berusaha menyelamatkan bisnis warisan ibunya itu.  Sementara itu, ayahnya tidak menguasai sama sekali bisnis katering, kecuali mengatur pengiriman katering kepada pelanggan. Persaingan usaha yang tidak sehat dan penipuan yang dialami Robi membuatnya frustrasi. Bisnis katering di ambang kebangkrutan. Ayahnya sempat menyalahkan Robi. Ayah meminta Robi menjual aset katering ibunya lalu mencoba berbisnis jual-beli mobil seperti yang dilakukan ayahnya dahulu. Saat terpuruk itulah, Robi ingin berbelok arah meninggalkan bisnis katering, bahkan berhenti dari sekolah. Namun, Robi bertemu sahabat lamanya sejak SD, Bima, dalam sebuah pameran. Bima menguatkan semangat Robi untuk bangkit kembali. Robi kemudian menemukan renjananya kembali dalam bidang kuliner. Ternyata tak mudah bagi Robi menjadi pengusaha dalam usia belia dan menghadapi kenyataan dunia usaha yang penuh cobaan. Namun, Robi bangkit bersama mentor sejati di dunia bisnis, yakni sahabatnya sendiri.

Logline sudah mulai lebih berkembang di bandingkan premis. Pada logline nama tokoh sudah mulai ditampakkan. Robi sebagai tokoh protagonis sekilas diperlihatkan cirinya. Ia menghadapi konflik yang dimulai ketika Robi kehilangan ibunya akibat wabah COVID-19. Bisnis katering yang telah dibangun ibunya selama lima tahun nyaris bangkrut. Saat Robi melanjutkan bisnis ibunya, ia mengalami persaingan bisnis tidak sehat dan juga penipuan.

Tokoh lain yang dihadirkan sebagai tokoh bulat adalah ayah Robi sebagai tokoh antagonis (ingat, tokoh antagonis tidak selalu tokoh jahat, tetapi boleh saja merupakan tokoh yang menghalangi tujuan tokoh utama) dan tokoh Bima sebagai tokoh tritagonis.

Di dalam logline tergambar unsur OMO (objective, motivation, obstacle) secara jelas yang dihadapi oleh tokoh utama.

Tujuan (Objective) Menyelamatkan bisnis katering warisan ibu yang di ambang kebangkrutan
Motivasi (Motivation) Menjadi pengusaha belia sehingga dapat membiayai kehidupan keluarga dan pendidikan
Alangan (Obstacle) Persaingan tidak sehat dan penipuan bisnis sehingga menyebabkan frustrasi

Selain OMO, terdapat pula cara tokoh utama mengatasi konflik pada dirinya meskipun disajikan tetap secara ringkas. Cara itu diatur melalui pertemuan Robi dan sahabat lamanya, Bima. Bima menjadi tokoh tritagonis yang hadir membantu Robi menyelamatkan bisnisnya sekaligus mendorongnya menjadi pengusaha kuliner.

Ingat, membaca logline akan memicu ketertarikan editor akuisisi di sebuah penerbit atau penerbit untuk mengatakan kepada Anda, “Oke cerita ini menarik! Segera tuntaskan menjadi novel.” Jika ingin lebih mendetail, editor dapat meminta Anda membuat sebuah sinopsis.

Beginilah Sinopsis

Ada yang merancukan pengertian sinopsis dengan teks wara pada kover belakang buku (blurb). Sinopsis adalah ringkasan jalan cerita yang lebih mendetail atau lebih panjang daripada logline. Jika tidak puas membaca logline, seorang editor penerbit akan membaca sinopsis sebelum ia memutuskan sebuah naskah layak untuk diteruskan menjadi buku. Adapun teks yang sering dimasukkan ke dalam kover belakang buku itu lebih mirip dengan logline daripada sinopsis.

Terkadang di kover belakang buku diakhiri dengan kalimat klise begini: Bagaimana Robi dapat menyelamatkan bisnis katering ibunya? Ikuti cerita seru Robi dan temannya, Bima.

Tidak ada batasan tentang panjang sinopsis. Ia dapat terdiri atas satu halaman (A4) atau sampai lima halaman. Sinopsis memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang konsep sebuah cerita dan unsur instrinsik di dalamnya.

Contoh Sinopsis:

Robi harus kehilangan ibunya saat wabah COVID-19 merebak. Ibunya memiliki komorbid asma sehingga begitu virus corona jenis delta menyerangnya, ia tak mampu bertahan lama. Sepeninggal ibunya, Robi dihadapkan pada persoalan bisnis katering yang telah dirintis ibunya sejak lima tahun lalu. Bisnis katering itu pada awal tahun 2020 sedang maju-majunya karena masakan Ibu Robi terkenal enak, murah, dan porsinya banyak. Langganan katering harian sudah mencapai 100 orang, belum lagi katering pesanan untuk berbagai acara.

Robi menghadapi dua pilihan. Melanjutkan bisnis katering ibunya atau menutupnya. Pilihan pertama lebih masuk akal karena saat ini Robi menempuh pendidikan SMK Kelas XII di bidang Tata Boga. Ia telah mewarisi resep rahasia dari ibunya dan telah pula belajar memasak sejak di SMP. Minat Robi pada bidang kuliner membawanya memilih pendidikan SMK Tata Boga. Ia ingin melanjutkan studinya kelak di politeknik. Atas persetujuan ayahnya, Robi pun melanjutkan usaha katering ibunya. Ayahnya sendiri tidak menguasai bisnis katering. Ayah Robi hanya membantu pengiriman katering rantang kepada para pelanggan. Sebelumnya ayah Robi sempat berusaha jual-beli mobil, tetapi kemudian berhenti karena sempat tertipu.

Dua bulan menjalankan bisnis katering sepeninggal ibunya, Robi menghadapi komplain dari para pelanggan. Isi rantang katering sering kali berkurang dan tidak sesuai dengan yang selama ini diterima. Demikian pula makanan berkuah sering kali keasinan. Robi berusaha mencari tahu masalah ini. Rupanya pengantar makanan yang selama ini dipercaya oleh keluarga Robi melakukan sabotase. Ia disuruh pengusaha katering lain yang menjadi pesaing katering Robi. Masalahnya pun terselesaikan dengan baik setelah Robi mendatangi satu per satu pelanggannya. Namun, ada pelanggan yang telanjur memutuskan pindah katering.

Robi juga menghadapi reviu negatif tentang bisnis kateringnya yang telanjur viral di media sosial. Ia berusaha mencari pengunggah video itu untuk meminta maaf dan berbicara baik-baik. Namun, video viral itu telah memengaruhi bisnis Robi. Satu per satu pelanggannya memutuskan kerja sama. Robi pun sulit mendapatkan pelanggan baru. Ia mengalami kesulitan keuangan. Di tengah kesulitan itu, datang sebuah permintaan katering untuk sebuah resepsi pernikahan. EO yang mendapatkan proyek itu menggunakan jasa katering Robi. Robi begitu senang dan bersemangat karena ini menjadi jalan menyelamatkan usaha katering ibunya. Robi mendapatkan DP 30% dari total biaya katering. Setelah katering selesai, Robi berusaha menagih biaya katering kepada EO. Ternyata kantor EO itu sudah tutup dan tidak dapat dihubungi. Seminggu kejadian berlalu, sadarlah Robi bahwa ia sudah tertipu. Jumlahnya mencapai lebih dari sepuluh juta rupiah ….

Saya tidak meneruskan sinopsis ini biar Anda tidak terlena atau memang membuat Anda penasaran. Demikianlah sebuah sinopsis disusun atas rentetan kronologi cerita yang muncul di benak Anda.

Contoh sinopsis memperlihatkan alur maju. Jika pun nanti penulis menggunakan alur sorot balik (flash back), alur itu akan tampak di dalam cerita sesungguhnya jika tidak dimunculkan di dalam sinopsis. Berdasarkan contoh, sinopsis akan terbaca lebih panjang dan lebih mendetail daripada logline.

Editor, atau katakanlah juri yang akan memutuskan naskah Anda maju atau tidak, sangat terbantu dengan adanya logline dan sinopsis. Karena itu, buatlah ia menjadi sangat memikat dengan tidak menyajikan cerita-cerita klise atau sudah terlalu basi untuk masa kini. Anda tentu nanti dapat menyajikan plot/alur kejutan (twist) sehingga makin menarik bagi pembaca novel.

***

Semoga artikel ringkas ini membantu Anda menyiapkan “pertempuran” gagasan, terutama untuk mendapatkan tiket mengikuti workshop yang diselenggarakan Pusat Perbukuan. Sebenarnya kunci utama terletak pada ide Anda, bukan berkutat pada apakah Anda benar menulis premis, logline, dan sinopsis. Penyajian premis, logline, dan sinopsis menjadi bukan perhatian utama ketika ide cerita Anda sudah sangat memikat dan brilian. Walaupun demikian, gunakan premis, logline, dan sinopsis ini sebagai perkakas ampuh untuk memperlihatkan lekuk-lekuk keindahan cerita Anda. Manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Jika Anda menemukan pemikiran berbeda dari sumber lain tentang premis, logline, dan sinopsis, tak perlu membuat Anda bingung. Ikuti yang paling mudah dipahami dan paling sesuai bagi Anda karena pada dasarnya banyak jalan menuju Pusbuk. Selamat berkarya!

Bambang Trim, pendiri Penulis Profesional Indonesia kini aktif sebagai konsultan di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek. Ia menjadi pendamping dan editor dalam penyusunan buku model berjenjang dan ia juga terlibat dalam penyusunan Pedoman Perjenjangan Buku.

 

 

9 pemikiran pada “Beginilah Menyusun Premis, Logline, dan Sinopsis untuk Novel”

Tinggalkan komentar

Chat dengan CS
Salam untuk pengunjung website PENPRIN,
Kalau ada yang ingin ditanyakan langsung, silahkan chat via WhatsApp