Buku dan Jenama Diri

Cimahi, Penulispro.id | Saya mampir ke IG-nya Bu Susi Pudjiastuti. Ia memperlihatkan beberapa foto dan takarir: Suatu kehormatan hari ini diundang ke kantor Pak Menhan, Prabowo Subianto .. Sudah lama tidak ngobrol dan bercanda, dulu beliau sering ke rumah utk makan steak bersama ..

Ada satu momen yang menarik dari foto-foto pertemuan itu, yakni tatkala Prabowo menandatangani dan menghadiahkan sebuah buku kepada Susi Pudjiastuti. Dari gambar terlihat kover buku berjudul Kepemimpinan Militer. Buku ini sangat terkait dengan karier Prabowo semasa bertugas di TNI.

Buku itu merupakan sebentuk kebanggaan seorang profesional manakala dapat menghadiahkan buku kepada orang-orang yang dikenalnya. Prabowo pernah berkarier di militer hingga pangkat letnan jenderal dan kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Buku adalah jenama diri (personal brand) memang tidak terbantahkan. Namun, buku itu haruslah buku yang ditulis dari pemikiran dan pengalaman sendiri, bukan buku yang ditulis oleh orang lain tentang subjek di dalam buku—contoh buku-buku biografi yang ditulis oleh orang lain tentang sosok seorang tokoh. Tidak masalah jika tokoh itu tetap menggunakan jasa seorang ghost writer, ia tetap menjadi “tokoh utama” dalam buku itu sebagai author—sang pemilik gagasan.

Tangkapan layar IG Susi Pudjiastuti

Untuk seorang Prabowo Subianto yang bersiap maju dalam Pilpres 2024 nanti, tentu sebuah buku pemikiran sangat penting memperlihatkan kadar intelektualitasnya. Buku masih tidak tergantikan sebagai media massa yang menghadirkan kedalaman dan kelengkapan, termasuk melambungkan sosok seseorang.

Buku Ibarat Kartu Nama

Kemarin, saya berjumpa seorang calon klien yang ingin menguatkan jenama dirinya (personal brand) melalui buku. Ia bergerak di bidang jasa konsultansi. Ini klien perseorangan saya yang pertama setelah saya menempuh pendidikan di Prodi Komunikasi Korporat, Universitas Paramadina. Artinya, saya dapat menerapkan pengetahuan tentang publisitas melalui buku lewat pekerjaan penjenamaan ini.

Tesis saya sendiri memang mengangkat publisitas buku korporat. Sebuah buku sangat berpengaruh bagi sebuah korporat karena merepresentasikan jejak intelektualitas korporat tersebut. Bagi seorang individu, buku ibarat sebuah kartu nama yang menunjukkan identitas penulisnya. Jika di kartu namanya tertera jabatan CEO, buku itu akan mengukuhkan benarlah ia seorang CEO.

Levinson, Frishman, dan Lublin dalam bukunya Guierrella Publicity sampai perlu mengadakan bab  tersendiri tentang menerbitkan buku. Mereka menulis begini:

Menerbitkan buku akan melejitkan Anda ke strata tertinggi di kalangan tokoh-tokoh ternama. Ia memberi Anda lebih dari sekadar kredibilitas, segala ucapan Anda akan dipertimbangkan. Menulis buku membuat Anda diakui sebagai seorang ahli, pemimpin dalam bisnis Anda, bintang dalam bidang Anda. Ini sangat membantu ketika Anda meluncurkan dan mempromosikan produk atau jasa baru. Menerbitkan buku bertema bidang keahlian Anda membuka akses ke media yang biasanya sulit bagi Anda. Penerbitan ini akan memosisikan Anda di puncak (Levinson, dkk. 2008: 195)

Mengapa Levinson, dkk. berpikiran demikian? Sebabnya, tidak semua orang menghasilkan buku dan tidak setiap orang yang telah menulis buku berhasil memengaruhi audiensi atau pembaca sasarannya. Penulisan buku bagi seorang pebisnis perlu direncanakan sebagai publisitas pribadi atau organisasi agar mencapai tujuan yang diinginkan.

Buku sampai saat ini masih digdaya menjelaskan siapa Anda sebenarnya dan apa yang menjadi pemikiran Anda di suatu bidang. Satu eksemplar buku yang Anda hadiahkan untuk mitra, klien, atau konsumen setia Anda merupaka suatu cenderamata yang berkesan dalam.

“Wah, buku! Anda sudah menulis buku? Luar biasa!”

Itu contoh ungkapan kekaguman seseorang kepada mereka yang menulis buku. Levinson, dkk (2008) mengungkapkan bahwa menulis buku itu tidaklah mudah. Ada tiga hal sebagai syarat, yaitu wawasan, waktu, dan disiplin. Wawasan terkait dengan “daging”-nya buku, yaitu informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang ingin Anda bagikan. Waktu terkait dengan seberapa lama buku harus disiapkan. Disiplin terkait dengan fokus Anda untuk menyelesaikan buku.

Maka dari itu, sebagai penulis Anda perlu

  • menyajikan sesuatu yang baru dan segar kepada pembaca;
  • menyajikan materi lama dengan cara pandang baru atau cara pandang lebih baik;
  • menyajikan materi lama yang klise/stereotip menjadi lebih menarik;
  • menyajikan materi secara menarik dan menghibur;
  • menyajikan materi sesuai dengan tujuan kognitif yang Anda inginkan dari pembaca: mengetahui, memahami,mempraktikkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan (berdasarkan Taksonomi Bloom revisi).

Saya memberikan solusi kepada calon klien saya soal menulis buku ini. Ia dapat menggunakan jasa saya sebagai penulis bayangan (ghost writer). Sebagai penulis bayangan, saya memosisikan klien saya sebagai sumber gagasan dan sumber penulisan karena dialah yang paling menguasai materi, bukan saya.

Namun, sebagai penulis bayangan, saya harus menjadi pemelajar cepat dan mau berpayah-payah masuk ke dalam kolam informasi dan pengetahuan di bidang lain. Artinya, fleksibelitas harus dimiliki oleh seorang penulis bayangan, termasuk membantu klien penulisan dalam riset pustaka.

Buku dan Penjenamaan Diri

Masih ragu untuk menulis buku Anda sebagai bagian dari karier Anda? Secara umum tidak ada yang meragukan kekuatan sebuah buku. Namun, secara umum banyak yang belum memulainya. Ada banyak alasan, tetapi yang utama tidak tahu memulainya dari mana.

Soal waktu memang tidak perlu ditunda-tunda jika buku diposisikan sebagai upaya penjenamaan diri (personal branding) sejak dini. Ini langkah praktis untuk memulainya.

  • Senaraikan topik-topik yang dapat Anda tulis di bidang kepakaran Anda. Tentukan topik-topik yang paling diperlukan oleh calon pembaca.
  • Dari sekian topik, kemudian pilihlah paling tidak sepuluh topik yang paling kuat.
  • Pilih satu topik lalu uraikan menjadi subtopik. Bayangkan saja sebagai pakar Anda diminta menjelaskan salah satu topik dalam suatu forum.

Empat konten buku yang penting Anda ingat:

  • informasi (segala informasi terkait topik, terutama informasi terbaru, misalnya regulasi terbaru);

  • pengetahuan (segala pengetahuan penting, teori mendasar, yang Anda perlukan sebagai rujukan);

  • keterampilan (segala keterampilan yang dapat Anda jelaskan untuk mengaplikasikan pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari); dan

  • hiburan (hal-hal berupa humor/joke yang dapat Anda sisipkan untuk “mencairkan” tulisan serius).

***

Silakan merencanakan buku Anda sebagai penjenamaan. Jika perlu berkonsultasi, Penulis Profesional Indonesia siap membantu.

Tinggalkan komentar

Chat dengan CS
Salam untuk pengunjung website PENPRIN,
Kalau ada yang ingin ditanyakan langsung, silahkan chat via WhatsApp