Cimahi, PenulisPro.id | Sejak Senin, 5 Juni 2023, di Hotel Savoy Homann yang bersejarah, saya mengikuti Bimbingan Teknis Penulis Sejarah. Kegiatan ini diselenggarakan Disbudpar Jawa Barat bekerja sama dengan Direktorat Kebudayaan, Kemendikbudristek, tanggal 5–8 Juni 2023.
Peserta bimtek diseleksi karena hanya tersedia kuota 60 orang bagi angkatan ini. Saya menjadi di antara 60 orang yang terseleksi dari pengaju sebanyak 80 orang. Setelah bimtek, peserta akan diuji kompetensinya melalui sertifikasi berlisensi BNSP.
Adalah LSP Kebudayaan yang merupakan LSP P-2 dibentuk oleh Direktora Kebudayaan untuk melaksanakan sertifikasi penulis sejarah. Menurut Ketua LSP, Sri Hartini, hingga saat ini terdapat 303 orang yang tesertifikasi sebagai penulis sejarah. Saya beruntung menjadi peserta bimtek yang akan menambah jumlah penulis tesertifikasi.
Apa itu penulis sejarah? Penulis sejarah adalah mereka yang menulis topik sejarah melalui penelitian sejarah, yaitu heuritik (pelacakan dan pengumpulan sumber sejarah), kritik sumber, interpretasi lalu menulis sejarah itu sendiri. Proses ini digambarkan di dalam Historical Thinking Chart.
Historiografi lekat dengan penulisan sejarah yang disebut sebagai “sejarah dari sejarah” dan “sejarah penulisan sejarah”. Bagaimana seorang penulis menuliskan sejarah menjadi kajian tersendiri di dalam ilmu sejarah. Bagi saya yang tidak mengenyam pendidikan formal tentang ilmu sejarah di perguruan tinggi, bimtek ini memberi banyak pencerahan.
Kepada Pak Sarkawi, salah seorang instruktur di Bimtek Penulis Sejarah sekaligus juga ia berprofesi sebagai asesor penulis sejarah, saya bincangkan maksud untuk menulis buku sejarah penyunting dan penyuntingan di Indonesia. Saya menanyakan apakah itu termasuk sejarah publik. Ia mengiyakan, tetapi lebih spesifik ia menyebut itu sebagai sejarah pengetahuan.
Sejarah publik merupakan sebuah objek kajian sejarah sebagai kecenderungan yang terjadi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ketika semakin banyak institusi/organisasi yang berusaha memperluas pemahaman sejarah di kalangan publik. Pendirian museum sejarah dan arsip nasional adalah salah satunya.
Jadi, sejarah publik merujuk pada pendekatan dalam kajian sejarah yang berfokus menyampaikan dan mengomunikasikan sejarah kepada masyarakat umum. Dengan demikian, sejarah lebih mudah diakses, relevan, dan menarik bagi khalayak yang luas, bukan hanya terbatas pada para sejarawan atau peneliti.
Sejarah publik kini mewujud dalam berbagai bentuk dokumentasi sejarah, seperti buku sejarah populer, film dokumenter, siniar, blog, dan acara televisi sejarah. Kegiatan Bimtek Penulis Sejarah dari Direktorat Kebudayaan termasuk upaya memasyarakatkan pengetahuan dan keterampilan sejarah kepada publik—peserta tidak harus berlatar belakang pendidikan formal sejarah.
Sejarah publik saya kira juga terkait dengan penulisan mikrosejarah, seperti sejarah organisasi/lembaga, sejarah perusahaan/korporat, sejarah pengetahuan, sejarah film, sejarah kesenian, sejarah kuliner (gastronomi), dan banyak lagi yang semakin “seksi” untuk dituliskan. Saya sebagai penulis profesional beberapa kali terlibat dalam proyek penulisan mikrosejarah. Sebagaimana presentasi dari Pak Sarkawi memerinci tema sejarah yang menarik ditulis saat ini:
- Sejarah Politik,
- Sejarah Militer,
- Sejarah Sosial,
- Sejarah Ekonomi,
- Sejarah Maritim,
- Sejarah Agama,
- Sejarah Komunitas,
- Sejarah Pemikiran/Intelektual,
- Sejarah Kesehatan,
- Sejarah Transportasi,
- Sejarah Pendidikan,
- Sejarah Agraria,
- Sejarah Industri,
- Sejarah Mentalitas,
- Sejarah Seni,
- Sejarah Konstitusi,
- Sejarah Arsitektur,
- Sejarah Tata Negara,
- Biografi,
- Sejarah Kota, dan
- Sejarah Kebudayaan.
Saya menambahkan satu saja, sejarah perusahaan. Ini juga menarik dan menantang.
Profesi penulis sejarah menjadi profesi yang sangat menantang. Memang profesi ini lebih relevan digeluti oleh mereka yang telah memiliki latar belakang pendidikan sejarah, tetapi tidak mutlak. Namun, menguasai keilmuan sejarah adalah kemutlakan. Saya menyetujui pendapat jika seorang penulis sejarah harus mempelajari keilmuan sejarah meskipun diperoleh secara nonformal dan informal.
Sekarang, penulis sejarah juga harus tesertifikasi sebagai penulis sejarah. Saya pun mengamininya karena saya sendiri menjadi perintis sertifikasi penulis buku dan editor.
Ada lima unit kompetensi yang harus dikuasai seorang penulis sejarah:
- menentukan permasalahan sejarah;
- mencari pencarian sumber sejarah;
- menerapkan kritik;
- melakukan interpretasi; dan
- melakukan penulisan sejarah.
Bagaimana, tertarik berprofesi sebagai penulis sejarah? Kesempatan sangat terbuka.