Siapa Sosok Djokolelono yang Hadir di Pertemuan Reviu Kucica #1?

Angkatan pertama dari Mini Workshop “Menulis Buku Anak Berjenjang” diikuti oleh lebih dari 30 peserta. Banyak di antara para peserta adalah penulis, editor, guru, dosen, dan mahasiswa yang memiliki minat dalam dunia literasi anak.

Kelas ini berlangsung selama tiga hari. Hari pertama diisi dengan kelas yang berfokus pada pengajaran menulis buku cerita bergambar dan buku berbab (chapter book) jenjang B1, B2, dan B3. Hari kedua mengajarkan kelas menyunting naskah cerita anak secara mandiri alias swasunting. Kemudian hari ketiga menebarkan pengetahuan mengenai pentingnya kedudukan ilustrasi (gambar) dalam buku cerita anak berjenjang B1, B2, dan B3. Ketiga kelas ini berlangsung pada tanggal 24–26 Mei 2023, setiap pukul 19:15–21:30 WIB.

Setelah menyelesaikan Mini Workshop, Penprin tidak begitu saja meninggalkan para peserta untuk berkarya sendirian. Penprin mengajak para peserta untuk berkarya dalam program antologi cerita pendek anak. Antologi ini bertemakan “pulau-pulau terluar Indonesia”. Para peserta diajak menulis cerita anak dengan berbagai pulau terluar yang bisa kita temukan di peta, yaitu Pulau Morotai, Pulau Putri, Pulau Alor, Pulau Rubiah, Pulau Papan, Pulau Jamdena, Pulau Siompu Timur, dan seterusnya.

Sebelum buku antologi ini dikumpulkan, Penprin mengadakan pertemuan daring berupa reviu konsep naskah masing-masing peserta. Pertemuan ini berlangsung pada 10 Juni 2023, pukul 19:30–21:30 WIB. Hal yang istimewa dari pertemuan ini adalah kehadiran pembicara tamu. Djokolelono adalah nama pena-nya. Siapa itu Djokolelono?

 

Siapa itu Djokolelono?

Sosoknya muncul di layar Zoom Meeting. Ia begitu nyentrik dengan topi baret berwarna krim. Siapa dirinya, yang menghadiri reviu konsep naskah itu? Ia dikenal baik dengan nama penanya: Djokolelono.

Ia adalah seorang cerpenis sastra anak yang eksis pada era 80-an. Karya-karya yang ia terbitkan semua adalah cerita-cerita yang cocok dibaca oleh anak-anak. Sosoknya turut andil memperkaya imajinasi dan minat baca anak Indonesia melalui karya-karyanya.

Penulispro_id/Instagram
Penulispro_id/Instagram

Kehadirannya ditujukan untuk memotivasi para peserta Kucica dalam berkarya. Ia menceritakan bagaimana ia mendapatkan inspirasi menulis cerita anak. Dalam pertemuannya di video call, ia berkata, “Saya bisa menulis cerita-cerita anak ini karena pikiran saya seperti anak-anak.” Ia mengaitkan relevansi dan kesepahaman dengan pikiran anak-anak agar ceritanya bisa dinikmati sesuai jenjang umur. Ia, sebagai penulis cerita anak, percaya bahwa berpikir seperti anak-anak adalah esensi yang penting. begitulah masukan yang ia berikan kepada para peserta Kucica angkatan pertama.

Selain itu, ia juga menyatakan kalau menulis paling baik itu ketika sedang tenang. Keadaan paling susah dalam menulis, menurutnya, ialah membuat cerita sambil liburan. Ide yang didapatkannya dari liburan itu terlalu banyak dan aktivitas yang dilakukannya pada saat itu membuatnya terlena dari menulis. Jadi, baginya, menulis selama liburan itu tidak afdal. Ia mengaku sebagai penulis, waktu yang tenang di depan laptop itu esensial, di situlah ia dapat mengerjakan cerita untuk anak-anak yang berhasil ia terbitkan.

Karya-karya sastra Djokolelono, yang paling terkenal, banyak ditujukan untuk pembaca anak-anak. Misalnya, cerpen berseri fiksi ilmiah (science fiction) berjudul Penjelajah Antariksa (1985–1986) dan novel fantasi berjudul Anak Rembulan: Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari (2011). Penjelajah Antariksa merupakan cerpen berseri fiksi ilmiah mengenai ras manusia Terra yang kehilangan planet asalnya. Mereka berkelana di antariksa hingga mereka menemukan satu planet, yaitu Planet Poa.

Untuk novelnya Anak Rembulan: Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari, novel ini mengisahkan seorang bocah laki-laki  yang tersesat di sebatang pohon kenari. Ia menemukan dirinya berada di dunia lain. Ia juga menemukan hal-hal yang menarik, seperti seorang gadis bermata biru yang dapat berubah menjadi burung kenari.

Selain sebagai penulis, Djokolelono sempat bekerja sebagai penerjemah novel di beberapa penerbitan. Ia pernah menerjemahkan novel terkenal, seperti Petualangan Tom Sawyer (1981). Novel tersebut ditulis oleh Mark Twain pada tahun 1876. Buku yang Djokolelono terjemahkan juga merupakan novel yang cocok dibaca untuk jenjang anak-anak.

Berdasarkan perjalanan kariernya selama ini, sosok Djokolelono kerap dikenal sebagai penulis fiksi anak-anak.

 

Satu pemikiran pada “Siapa Sosok Djokolelono yang Hadir di Pertemuan Reviu Kucica #1?”

Tinggalkan komentar

Chat dengan CS
Salam untuk pengunjung website PENPRIN,
Kalau ada yang ingin ditanyakan langsung, silahkan chat via WhatsApp